Selasa, 19 Februari 2019

malam ini, rindu ngeblog
dan masa masa eksis di blog
berteman dengan teman teman blog
oh blog kurindui engkau :")

Senin, 03 Desember 2012

‘I love you’ means that I accept you for the person that you are, and that I do not wish to change you into someone else. It means that I will love you and stand by you even through the worst of times. It means loving you even when you’re in a bad mood, or too tired to do the things I want to do. It means loving you when you’re down, not just when you’re fun to be with. ‘I love you’ means that I know your deepest secrets and do not judge you for them, asking in return that you do not judge me for mine. It means that I care enough to fight for what we have and that I love you enough not to let go. It means thinking of you, dreaming of you, wanting and needing you constantly, and hoping you feel the same way for me.

Jonathan Safran Foer

#aaaaak~ #jegeer # cetaar-cetaar :))

Minggu, 02 Desember 2012

Humood Alkhudher حمود الخضر - (زين) توازن الحياة




Entahlah, mata saya berkaca-kaca melihat video ini. Padahal ga tau artinya. 
Video ini membuatku teringat Papa dan kenangan masa kecil yang begitu hangat :)

Kamis, 01 November 2012

Bertemunya Sepasang Sayap


24 tahun terbang dengan setengah sayap. Bagaimana rasanya terbang dengan setengah sayap? Tak bisa mencapai langit yang tinggi. Hanya bisa terbang rendah. 
Maka bertemunya sepasang sayap ini semoga bisa membuat kami bisa terbang lebih tinggi menembus angkasa. 
Memulai langkah awal menuju perjalanan panjang 
Kamis | 01 Muharram 1434 H - 15 November 2012
Undangan online kami 

Rabu, 31 Oktober 2012

Anak Yatim

"Bagaimana rasanya menjadi anak yatim?"  Sungguh, rasanya hanya bisa dirasai oleh seorang anak yang telah ditinggal oleh Ayahnya karena meninggal. Perasaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Hanya pilu yang mengerogoti hati. Hanya bingung yang mengambang di otak. Bingung karena sebuah kata tanya "kenapa?" . Kenapa tiba-tiba 'gelar' anak yatim tersemat pada saya? Kenapa ibu harus menjadi janda? . Kenapa begitu singkat saya punya Ayah?" dan kenapa kenapa lainnya.

Usia saya 16 tahun, saat Papa meninggal. Saat itu saya sedang duduk di kelas 3 SMA, Dedek (adik saya nomor 2) kelas 3 SMP, Pipi (adik saya nomor 3) kelas 6 SD, dan Ninid (si bungsu) kelas 4 SD. Menjadi anak yatim di usia kami yang masih kecil sungguh bukanlah perkara mudah. Kami kehilangan laki-laki satu-satunya dirumah ini! Ini menyedihkan.

"Bagaimana rasanya menjadi anak yatim?". Entahlah, saya bingung menjawabnya. Saat pelayat berdatangan kerumah kami, rasa-rasanya setiap orang menatap kami dengan tatapan kasihan, dengan pandangan iba. Rasa-rasanya tatapan itu berbicara, dan mengatakan " Kasihan ya, ntar mereka makan apa?, Ntar gimana sekolah mereka? Ntar gimana tuh tinggal dirumah yang isinya semua perempuan?" Heeeiii.. kami punya Allah! Itu lebih dari cukup. Allah yang akan menjaga kami, anak-anak yatim, anak-anak yang dimuliakan Allah (aamiin). 
___________________________________________________________________________
Tulisan ini dibuat karena saya baru dapet cerita dari Mama kalo ada tetangga yang pas Papa meninggal bilang gitu, bilang " Ayuk, gimana ntar anak-anak makan, dsb" pokoknya pertanyaan yang membuat saya meradang

Sungguh, Allah-lah yang membuat kami bisa survive hingga sekarang. Untuk ukuran akal manusia. Mana mungkin seorang single parent yang hanya berwirausaha, yang mempunyai pendapatan tak tentu ditiap bulannya (kadang kecil, kadang besar) bisa membesarkan 4 orang anak gadis seorang diri dan membuat kami sarjana. Mamaku hebat. Mamaku Mama nomor Satu didunia. Papaku juga Hebat, papaku papa nomor satu didunia \^_^/