Rabu, 17 Oktober 2012

Apa Salah Orang Palembang?

Saya agak kurang suka dengan orang yang mengkultuskan sesuatu. Termasuk masalah suku. Hari ini lagi-lagi aku dan Aci ngebahas hal ini lagi. Hal yang sering kami perbincangkan semenjak ribuan tahun silam *halaaah* . 

Jadi ceritanya, ada temen yang nikah sama orang diluar kota Palembang, orangnya lembuuuut bangeeeet mah kalau ngomong. Sampe kadang kami ngerasa " Kok Akhwat ini ngomongnya lama amat yak. Perpindahan kalimat satu kekalimat selanjutnya itu lamaaaa -___- , hehe " Tapi kami ikuti aja gaya ngobrolnya gitu, ampe aku dan Aci  kalo berhadapan sama dia jadi akhwat yang lemah lembut :p hihih #edisiLangka 

Dalam bergaul, kami bisa beradaptasi dengan mudah. Dengan siapa pun. Apalagi jika kami bergabung (Aku + Aci) pasti dunia akan tambah ceria penuh warna warni :p . Dalam hal ini kami terima apa adanya akhwat tersebut dengan segala kebiasaan 'sukunya' yang suka dia banggakan itu. Tapi saya mohon, jangan menghina kami. Jangan menghina kami orang Palembang *emosi berapi-api ampe berasep-asep* . Emang salah kami apa? Suara kami yang terlalu besar dan kasar? Kasar yang kayak gimana? Atau Sikap kami yang kadang blak-blak-an tanpa basa-basi? Atau apaaa? Terus ini salah siapa? Salah gue? Salah temen gue? Salah emak gue? Terus mau lo tu apa siiih *nelen kompor* | -..-" (berasa lg syuting AADC :p )

Kita punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saling menghargai ajalah ya. Saling memuliakan. Aci Said "Intinya selagi sikap dan lisan kita ga menyimpang dari syari'at mah oke aja Ki"
Okesip deh Aciiii ^o^

1 komentar: